IBRAHIM ; SOSOK PEMUDA IDEAL [part 1]


by: m. iman taufiqurrahman

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits Abdullah bin Mas’ud ra, “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya”. (HR. At-Tirmizi)

Setiap kita akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah berkaitan dengan “masa muda”. Bagaimana engkau pergunakan masa mudamu itu?. Tidak sedikit manusia yang menggunakan masa mudanya sebagai masa untuk berhura-hura, berpoya-poya, bahkan ditenggelamkan dalam pesta narkoba atau pergaulan bebas (naudzu billah).

Ibrahim AS adalah sosok Pemuda yang ditampilkan Al-Qur’an sebagai uswah (contoh) terbaik dalam menghabiskan masa mudanya dalam limpahan kasih sayang Allah Ar-Rahman. Kisah Ibrahim muda ini dicatat dalam QS Al-Anbiya (21) ayat 51-70.

PEMUDA YANG TERCERAHKAN

Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya. (QS Al-Anbiya (21):25)

Ibrahim As adalah pemuda yang dianugerahi Allah SWT “Hidayah Kebenaran”. Beliau hidup ditengah keluarga pembuat “patung berhala”, tetapi hidayah kebenaran yang telah menerangi jiwanya, sehingga jiwanya mampu menentukan kesalahan bapaknya si pembuat berhala dan bahkan mampu menemukan akar kesalahan itu dari “penguasa tiran” Kerajaan Namrudz.

(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?" (QS 21:26). Pernyataan ini adalah pernyataan tegas dari insan yang telah “tercerahkan” jiwanya dengan tauhid hingga mampu menemukan dan menunjukan kesyirikan massal suatu bangsa. Kersyirikan “nasionalisme” yang dilambangkan oleh patung-patung made in Azzar sebagai bapaknya sendiri.

CINTA BERBALUT KESABARAN


by: m. iman taufiqurrahman

Perintah Hijrah dikumandangkan Rasulullah SAW. Bergeraklah ummat Islam menuju kota yang diisyaratkan Rasulullah, yaitu Yatsrib (Madinah). Ummu Salamah beserta suaminya tidak ketinggalan, menunaikan seruan suci Rasulullah SAW. Sambil mengais anaknya Ummu Salamah dan suaminya bergerak menuju Yatsrib.

Rupanya perjalanan jauh ke tanah Yatsrib bukanlah tanpa resiko. Di tengah jalan, sekelompok Bani Makhzum mencegat mereka. Dengan penuh kebencian Gerombolan Bani Makhzum itu merebut dan memisahkan Ummu Salamah dan anaknya dari suaminya. Ummu Salamah dan anaknya menjadi tawanan Bani Makhzum dan ditahan di Makkah, sementara suaminya (dengan penuh kesedihan), meneruskan perjalanan menuju Madinah.


KEUTAMAAN DAKWAH


by: m. iman taufiqurrahman

Dakwah adalah jalan suci para Rasul, sebab seluruh Rasul Allah membawa misi yang sama yaitu “Dakwah Tauhid”. Firman Allah SWT: “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".” [QS Al-Anbiya 21:25]. Oleh karena itu, berdakwah berarti menapak tilasi tapak lacak para Rasul. Katakanlah (Hai Muhammad): “Inilah jalanku: aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah (mengajak kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf (12): 108).

Jalan dakwah adalah jalan keberkahan bagi pelakunya (Da’ie) sebab dengan dakwah maka penghuni langit dan bumi akan mendo’akan rahmah dan keselamatan. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt memberi banyak kebaikan, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan ikan-ikan selalu mendoakan orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.”
(HR. Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahili).

KERAHKAN SEGENAP KEKUATAN

by: m. iman taufiqurrahman

Diantara unsur (karakteristik) Jihad yang empat; satu diantaranya adalah MENGERAHKAN SEGENAP KEKUATAN. Bukan jihad namanya jika tidak ada upaya mengerahkan segenap kekuatan, baik sebagai MUJAHID DAKWAH (DA’I) maupun MUJAID QITAL (MUQATIL).: Firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi[624]. dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan” (QS Al-Anfal (8) ayat 73)


Memang, kerja keras; mengerahkan segenap kekuatan sudah menjadi karakter khas jihad, tak bisa dipisahkan.

Kekuatan apa saja yang wajib kita kerahkan?
Secara umum berdasar ayat-ayat Allah SWT ada dua hal: satu; Anfus (jiwa), dua; Amwal (harta).

TAK BERAKAR TAK BERBUAH [perumpamaan munafiq ~3~]

by ~ m. iman taufiqurrahman

“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)? “[QS Al-Munafiqun 63:4]

Kaum munafiqun oleh Allah diibaratkan dengan “kayu yang bersandar”. Kayu yang bersandar bisa jadi terlihat bagus karena sudah dipotong dan dihaluskan , sehingga Nampak indah. Tetapi sebenarnya kayu itu tidak berakar kuat dan tidak akan menghasilkan buahnya. TAK BERAKAR TAK BERBUAH. Karena sudah terpisah dari pohonnya.

Sebuah gambaran yang pas bagi kaum munafiqun yang Nampak hebat secara performance bahkan sangat memukau saat ‘berkicau’. Tetapi itu hanyalah kulit luar yang nampak sementara isinya keropos. Walaupun Nampak hebat dalam amal tetapi tidak memiliki landasan Iman yang kuat sehingga kehebatannya tidak akan menghasilkan manfaat bagi Islam dan ummat Islam. Kehebatannya hanya berbuah (bermanfaat) bagi kepentingan dirinya sendiri.

GELEGAR GURUH MENAKUTKAN (perumpamaan orang munafiq ~2~ )

by ~ m. iman taufiqurrahman

[2:19] atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

[2:20] Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

Kaum munafiqun diibaratkan seperti orang yang berada dibawah kucuran hujan kebat. Ini menggambarkan orang yang penuh dengan limpahan PETUNJUK ALLAH berupa wahyu Al-Qur'an (dan Hadits Rasulullah).

Tetapi sikap mereka berhadap hadapan dengan Al-Qur'an. Mereka menghadapi Qur'an bukan untuk diterima secara totalitas sebagai PETUNJUK dari Allah. Dan bukan untuk dijalankan secara 'murni' dan 'konsekwen'. Mereka berhadapan dengan QUR'AN untuk memilah dan memilih mana ayat "yang menurut mereka" masih relevan atau sudah usang, mana ayat yang up to date mana yang sudah kuno, mana ayat yang rasional mana yang irrasional, mana ayat yang sesuai budaya (kultur) mana ayat yang bertabrakan dengan kultur.

TULI, BISU dan BUTA [perumpamaan orang munafiq ~1~]

by~ m. iman taufiqurrahman

Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar) (QS Al-Baqarah : 17-18)


Ketika gelap, maka yang dibutuhkan adalah cahaya agar dapat menerangi jalannya sehingga tidak sesat jalan dan sampai tujuan.

Orang munafiq diibaratkan seperti orang yang sedang menjalani hidup dunia ini yang ‘gelap’. Agar perjalanan hidupnya tidak tersesat dan sampai tujuan, maka dibutuhkan “cahaya hidup” sebagai penerang jalan kehidupan. “Cahaya hidup” itu adalah Al-Qur’an.

ANJING HAUS; pengkhianat perjuangan

by ~ m. iman taufiqurrahman

Pada masa Nabi Isa AS (Yesus), ada seorang murid (ummat) Isa AS yang tega menjual pimpinannya kepada penguasa Yahudi untuk disalib. Dia adalah YUDAS ISKARIOT yang rela menukar informasi persembunyian Isa AS demi sekantong UANG PERAK. Semua tak akan menyangka langkah jahat YUDAS mengorbankan guru (pimpinannya). Yudas adalah salah satu dari 12 murid terpilih Yesus.

Pada masa Nabi Musa AS juga ada ummat Musa AS yang juga menjual informasi rahasia kepemimpinan kepada Raja Fir’aun. Bal’am adalah profil ummat Musa AS yang sangat pandai dan termasuk jajaran “Ulama” atau “Cendekiawan”, tetapi cendekiawan yang melacurkan idialismenya kepada dunia. Silau kepada gemerlap kehidupan dunia inilah pangkal kehancuran diri hingga murid atau ummat terpilih sekalipun, bisa terjatuh dikubangan mengerikan ini.

JAHILIYYAH

JAHILIYYAH bukan suatu masa kegelapan dimasa lalu. Tetapi suatu masa kegelapan dimana saja selama sistem sosial manusia tidak didasarkan kepada CAHAYA ALLAH

“Jahiliyyah” , bukan hanya milik kaum pada masa Nabi Muhammad saja, tetapi Jahiliyyah ini adalah istilah bagi suatu kondisi yang jauh dari “cahaya” Allah, kapanpun dan dimanapun. Menurut Ibnu Taimiyah seperti yg dikutip oleh Muhammad Qutb jahl itu bermakna “Tidak memiliki atau tidak mengikuti ilmu.” Karena itu orang yg tidak memiliki pengetahuan tentang yg haq adl jahil apalagi kalau tidak mengikuti yg haq itu. Atau tahu yg haq tapi perilakunya bertentangan dgn yg haq meskipun dia sadar atau paham bahwa apa yg dilakukannya memang bertentangan dgn yg haq itu sendiri.

KRITIK Iblis terhadap Allah

by ~ m. iman taufiqurrahman

Iblis itu percaya adanya Allah SWT, bahkan percaya bahwa keinginannya hanya berlaku jika Allah mengijinkan –dengan qudrat dan iradatnya-. Oleh karena itu saat Iblis Laknatullah itu bermaksud mengganggu manusia, dia minta ijin kepada Allah. Termasuk ketika Iblis ingin umurnya panjang hingga hari akhir, iapun memohon (berdu’a) kepada Allah SWT.

Tetapi “kepercayaannya KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA” itu, tidak menghalangi vonis Allah bahwa Iblis adalah Kafir. Apa sebabnya?. Karena Iblis menolak perintah ‘sujud’ kepada Adam. Iblis berani mengkritisi putusan Allah dengan pernyataan ‘yang menurutnya rasional’ : “Saya lebih baik daripada Adam, Saya diciptakan dari api sementara Adam dari tanah”.

PUTERAKU: engkau ada dalam asuhan abimu

Mencintai dan menyenangi “anak-anak” adalah sesuatu yang wajar, Allah Ar-Rahman yang telah menanamkan rasa cinta tersebut sebagai ‘warna keindahan’ dalam hidup manusia.

Firman Allah Ta’ala: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, ANAK-ANAK, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (QS. 3:14)

Tetapi Allah Ta’ala kemudian menawarkan keindahan yang lebih bagi orang mukmin- muttaqin, yaitu “JANNAH” (Surga) dan “Ridwan Minallah” (keridlo’an dari Allah)

Landasan Al-Haq dan Bathil

by ~ m. iman taufiqurrahman

Al-Haq (kebenaran sejati) tentusaja bersumber dari Allah SWT Yang menciptakan segala sesuatu [16:36, 35:3]. Sementara Al-bathil (kebatilan) bersumber dari makhluq (yang diciptakan).

Karena Al-Haq (kebenaran) bersumber dari Allah Al-Khaliq, maka rujukannya (refferensinya) adalah wahyu Allah SWT, yaitu Al-QuR’AN . Firman Allah SWT: “Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al-Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al-Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran).” (QS. 2:176) . Suatu premise, teori, kesimpulan dan pemahaman yang dirujuk dari Al-qur’an (dan hadis shohieh), maka itu adalah pemahaman yang haq.

ETIKA BERPAKAIAN WANITA ISLAM

by; m. iman taufiqurrahman

ALLAH SWT MENGHENDAKI AGAR WANITA ISLAM BERPAKAIAN SESUAI DENGAN FUNGSINYA, YAITU FUNGSI PAKAIAN YANG DIKEHENDAKI ALLAH SWT

Allah SWT berfirman:
“Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa, itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah mudahan mereka selalu ingat. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaithon sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan kedua pakaiannya untuk memperhatikan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan syaithon-syaithon itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.”(QS.Al A’raaf,7:26-27)

::: FUNGSI PAKAIAN :::
Dalam QS Al-A’raf ayat 26-27 nampak disitu ada 3 fungsi pakaian:
1. Sebagai penutup aurat
2. Sebagai pelindung dan penghias tubuh
3. Sebagai pakaian ketaqwaan
Allah SWT menghendaki agar pakaian yang dikenakan kaum muslimah adlah pakaian yang beradab. Yaitu pakaian yang memenuhi ketiga fungsinya.

PENGERTIAN HAQ DAN BATHIL

by: m. iman taufiqurrahman

Haq (kebenaran) dan Bathil (kebatilan) adalah dua realitas objektif yang seantiasa kontradiktif (bertentangan) satu sama lainya. Bahkan pertentangan tersebut akan mengkristal menjadi peperangan abadi.

Selama didunia ini berlaku siang dan malam, gelap dan terang, maka selama itupula, di buana raya ini pertarungan antara yang haq dan bathil senantiasa seru berlangsung.

Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya). (QS. 10:82)

agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musrik) itu tidak menyukainya. (QS. 8:8)

Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang bathil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang bathil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensipati (Allah dengan sifat-sifat yang tak layak bagi-Nya). (QS. 21:18)

SELAMATKAN BUMI

by; m. iman taufiqurrahman


~ BUMI untuk manusia ~

Manusia dengan bumi ini terikat oleh ikatan kuat sunnatullah. Sudah sunnatullah (ketetapan Allah) bahwa bumi ini disediakan (diciptakan) oleh Allah untuk kepentingan manusia, “kholaqo lakum Maa Fil Ardhi Jami’an” (Allah cipatakan segala apa yang ada dimuka bumi ini untuk manusia). Firman Allah SWT : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di BUMI untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. “(QS. 2:29). Oleh karena itu manusia dipersilahkan oleh Allah untuk memanfaatkan segala kandungan bumi ini selama dihalalkan oleh Allah. Firman Allah: “Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di BUMI dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. 2:168)

MENJADI HAMBA ALLAH TA'ALA

BY: M. Iman Taufiqurrahman

Mengabdi (Ibadah) kepada Allah Ta’ala adalah “fitrah manusia” . Oleh karena itu mengabdi (ibadah) sudah menjadi tugas hidup manusia. Tidak ada perintah dari Allah SWT kepada manusia kecuali agar manusia mengabdi kepada Allah Ta’ala. Firman Allah Ta’ala: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah (mengabdi kepada ) Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. 98:5)

FITRAH MANUSIA

By: M. Iman Taufiqurrahman

~ Pengertian fitrah ~

Fitrah adalah bahasa arab, yang arti asalnya adalah “menciptakan”, seperti dalam QS 35:1, disana Allah sebagai “FAATIRU samawati wal ardhi” (Pencipta langit dan bumi).

Dalam kamus Lisanul Arab, Ibnu Mandzhur menulis salah satu makna ‘fitrah’ dengan arti (Al-Ibtida wal ikhtiro / memulai dan mencipta).

Sehingga dapat ditarik pengertian bahwa FITRAH adalah penciptaan awal atau asal kejadian. FITRAH adalah kondisi "default factory setting", suatu kondisi awal sesuai desain pabrik.

Sebagai ilustrasi misalnya suatu barang, sebut saja “gelas”. Gelas pada awalnya diciptakan (dibuat) dengan tujuan sebagai alat minum, maka fitrah-nya gelas adalah sebagai alat minum. Si pembuat gelas (pabrik) pasti telah memilih bahan, proses dan desain produknya sesuai dengan tujuan ia membuatnya. Oleh karena itu maka gelas itu sangat cocok dan pas dipakai sebagai alat minum karena sesuai dengan fitrahnya.

Pertanyaan berikutnya, apakah gelas itu bisa dipakai sebagai alat mandi?. Jawabnya tentu bisa. Tetapi yang perlu diperhatikan, pasti tidak nyaman memakainya dan si gelas itu akan cepat rusak.

KEGAGALAN REFORMASI

by: M. Iman Taufiqurrahman

Bismillahirrahmanirrahim
Gema reformasi pada tahun 1998 di Indonesia telah berhasil memukul mundur REZIM SUHARTO dan lahirlah angin baru sistem pemerintahan yang dilahirkan dari rahim reformasi. Kaum intelektual muda (Mahasiswa) tahun tersebut berhasil membuat gelombang PEOPLE POWER untuk merubah kondisi pemerintahan yang korup.

Agenda reformasi yang diusung kaum intelektual muda pada saat itu ada 6:
1- Penegakan supremasi hukum,
2- Pencabutan dwifungsi TNI/POLRI serta
3- Pemberian otonomi daerah seluas- luasnya.
4- Pemberantasan KKN,
5- Pengadilan mantan presiden soeharto dan kroninya,
6- Amandemen konstitusi


Apa yang terjadi setelah 11 tahun reformasi?.

MUNAFIQ; Infiltrasi Musuh Islam

by: M. Iman Taufiqurrahman

MUNAFIQ: Secara bahasa berarti “menampakan sesuatu yang bertentangan dengan batinnya”. Adapun menurut Al-Qur’an orang munafiq adalah “orang yang bersyahadat (masuk islam), tetapi syahadat (sumpahnya) itu hanya sebagai tameng agar bisa bebas menghalangi manusia dari jalan Allah atau bebas menghancurkan islam dari dalam” . Sederhananya adalah orang yang pura-pura masuk islam dengan tujuan untuk merusak islam dari dalam [QS 63 : 1-3]

Secara dzahir dia adalah ummat islam karena menyatakan keimanannya dengan lisan (bersyahadat), tetapi hakikatnya adalah tidak beriman alias KAFIR [QS 2:8] “Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.”. Mereka adalah DURI DALAM DAGING.Mereka memiliki “Hidden agenda” (misi terselubung), yaitu “memadamkan cahaya Allah” (QS 9:32, 61:8).

APAKAH IMANMU YANG MENJAWAB?

by: M. Iman Taufiqurrahman

Sudah menjadi rumusan baku bahwa setiap orang yang beriman kepada Allah SWT pasti akan diuji dengan berbagai ujian. Ujian itu akan terus berlangsung hingga teruji dan terbukti mana “Emas” mana “tembaga”. Mana yang “benar-benar beriman” dan mana yang hanya “dusta” saja pernyataan “Imannya”. Ternyata memang banyak yang terhempas diterpa badai musibah, bahkan hingga menghempaskan Iman-nya, dan mulai menikmati penyimpangannya. Tak kuat memegang keimanan disaat-saat penuh krisis dan derita.

[29:2] Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
[29:3] Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.


Rupanya mereka yang terhempas dalam kubangan penyimpangan tersebut “Keimanannya” tidak sampai kedalam hati hanya gumpalan teori dari mulutnya saja. Terbukti ketika musibah datang, yang menjawab bukan “Iman” dalam hatinya tapi mulutnya yang pandai bersilat dan berkilah.

LAA ILAAHA ILLALLAH

by: M. Iman Taufiqurrahman

Firman Allah SWT: Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Ilah (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mumin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. (QS. 47:19)

Wazir Abu Mudzaffar dalam kitabnya Al-Ifsoh berkata: “SYAHADAT [PERSAKSIAN] “Laa Ilaaha Illallah” (TIADA TUHAN SELAIN ALLAH) , MENUNTUT KEPADA YANG BERSAKSI UNTUK MENGILMUI MAKNA “Laa Ilaaha Illallah” INI, SEBAGAIMANA FIRMAN ALLAH DALAM qs 47:19. [1]

“LAA ILAAHA ILLALLAH” adalah “kalimah Tauhid” yang menjadi dasar tegaknya aqidah seorang muslim. Ia juga merupakan “kalimah Toyyibah” (kalimah yang baik) [QS 14:26]. Seperti “pohon yang baik”, Yaitu kalimah yang akarnya kuat menghunjam kedalam bumi dan batangnya menjulang tinggi kelangit serta senantiasa berbuah setiap musim.

HATI DAN SERANGAN SYETAN

By: M. Iman Taufiqurrahman

"Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Ikhwani wa Akhwati ….hafidzakumullah
Hati dalam diri manusia menjadi raja (pemimpin), sementara, seluruh anggota badan lainya ibarat pasukan yang berada dibawah kendali dan instruksi sang Raja : “HATI”. Oleh karenanya dapatlah dipahami: “jika hati itu jelek maka akan jeleklah amalnya, sebaliknya, jika hati itu baik maka akan baiklah amal seseorang”, semua tergantung hatinya.

Hati dalam diri manusia dilapisi benteng yang kuat yaitu “shudur”, tak ada makhluq [selain dirinya] yang sanggup menembus hati [qalbu]. Serangan dan rayuan syetan hanya sanggup menggedor “shudur” manusia (yuwaswisu fi shuduurin naas/ QS 114: 5).

TRADISI PERTEMPURAN

by: m iman taufiqurrahman

“PERTEMPURAN ANTARA HAQ DAN BATHIL ADALAH SEBUAH KENYATAAN SEJARAH YANG TAK TERBANTAHKAN. BAHKAN MENJADI TRADISI YANG TIDAK BISA DIHAPUSKAN DALAM REALITAS KEHIDUPAN MANUSIA DIMASA YANG AKAN DATANG”

SEJARAH PERANG
Sejak pertama Allah SWT memproklamirkan kekhalifahan yang diamanahkan (dimandatkan) kepada Adam AS [2:30], Iblis serta merta , dengan kesombongannya [2:34], menyatakan pembangkangan. Iblis tidak mau ‘sujud’ kepada Adam AS [7:11]. Pembangkangan kepada kekhalifahan ini pada hakikatnya adalah ‘pemberontakan’ kepada otoritas mutlaq Allah SWT, oleh karena itu Allah SWT langsung memvonis Iblis sebagai “kafir” [2:34], tidak cukup sampai situ; Allah kemudian mengutuk dan melaknat Iblis, dan mengusirnya dari Jannah [15:34-35].

Murka Allah SWT terhadap iblis karena ketidak setujuan Iblis terhadap kekhalifahan. Keluar vonis dari Allah kepada Iblis sebagai : “Kafir pembangkang” dan “terkutuk” serta “Terlaknat”. Inilah latar belakang permusuhan Iblis terhadap “manusia”, tegasnya manusia yang menjalankan fungsi kekhalifahannya.

Mengenali R@gam Hati

By: M. Iman Taufiqurrahman

Rasulullah SAW bersabda: “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati.”[HR. Bukhari-Muslim].

Hati ibarat raja, Raja dalam sistem diri manusia. Baik dan buruknya manusia sangat dipengaruhi oleh kualitas hatinya. Jika hatinya baik akan baik pula seluruh system dirinya, namun jika buruk, buruk pula system dirinya.

J I H A D; bukan sekedar sungguh sungguh

by: M. Iman Taufiqurrahman

Secara bahasa, “JIHAD” yang kata dasarnya terdiri dari tiga hurup: “Jim”, “Ha” dan “Dal”; memiliki dua arti utama yaitu upaya yang keras (sungguh-sungguh) dan kesulitan. Raghib Al-Isfahany berkata jika dibaca “Al-Jahdu” artinya adalah kesulitan, namun jika dibaca “Al-Juhdu” artinya adalah upaya yang keras (sungguh-sungguh) .

Kedua makna Jihad tersebut sebenarnya adalah makna yang keduanya saling berkaitan sebagaimana yang dikatakan oleh DR Salman Audah: “komposisi “Jim”, “Ha” dan “Dal”, merupakan bentuk dasar yang menunjukan kesulitan yang berasal dari pengupayaan kekuatan dalam suatu urusan” .

DAKWAH DAN JIHAD FISABILILLAH

by: M. Iman Taufiqurrahman

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.” (QS al-Hujurat: 15)


Secara syari’e dapat kita pahami bahwa Jihad itu berarti perang melawan musuh (kafir), dengan tujuan untuk menegakan Din (peraturan / kekuasaan) Islam dimuka bumi ini [48:28, 24:55]. Jihad dengan tujuan untuk menegakan Dinul islam berimplikasi kuat kepada penghancuran Institusi kekuasaan thaguth [20:24].
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus
,
yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam kaca
(dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara,
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya,
(yaitu) pohon zaitun
yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat(nya),
yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi,
walaupun tidak disentuh api.
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki,
dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


[QS AN NUUR 24:35]
 
© 2009 - Cahaya Terang | Free Blogger Template designed by Choen

Home | Top